Thursday, June 7, 2007

Lokhed Resah Memaki Suasana Hatinya Yang Setengah Berkeping. Anjing.....


Lokhed resah memaki suasana hatinya yang setengah berkeping. Anjing. Hari ini mungkin hari terburuk bagi diriku, entah denganmu ataupun persetan dengannya. Pagi tadi polisi sialan bertebaran bagai kuman di pinggir jalan. Aku naas. Lisensiku habis. Dompet pun menangisi lembaran hijau yang kutepiskan ke pelipis meja polisi berdaki.

Motor melaju kencang. Segera menunaikan janji. Tapi setengah putaran kulalui tak kutemui petunjuk jalan. Pimpinan mulai meradang karena aku tak kunjung datang. Sudah, titipkan saja pada penjaga. Aku meringis. Malu bercampur serapah tak bertepi. Biarlah. Tak apa.

Tapi yang membuatku hampir lumat menahan emosi adalah dirimu. Entah dan entah. Aku tak tahu. Ketika aku sadar bahwa aku hanya pengganti dirinya di dalam dirimu. Itu berselang sedu, lalu gelisah melandaku. Aku berlalu pelahan. Mungkin bagai prajurit tua. Sebab mereka tak pernah mati, hanya saja memudar dan menghilang. Begitulah aku. Mungkin bagimu. Persetan dengannya. Dan itu kulalui begitu saja. Getir mengalir, rindu memuncak lalu terbang diterjang realita. Dirimu telah kembali ke dalam dirinya. Dan aku kembali ke diriku yang semula, tapi tak pernah bersua kepada merah yang menggelora. Karena itu telah hancur. Bersama menuju senja. Kemudian malam kembali menyertaiku. Lokhed kembali bermimpi. Bukan tentang tentang dirimu atau persetan dengannya. Tapi tentang kilasan yang mengunjungi, tak tahu pasti. Sebab dalam kilasan itu diawali dan dipungkaskan oleh kehadiran dirimu, dan bukan persetan dengannya. Anjing.


Pada suatu Jogja, resah yang melintas.

No comments: