Thursday, June 7, 2007

Anak Adam Bertanya Kepada Iblis


Seorang anak adam melangkah menembus waktu yang lengang. Seisi alam menyapa atau mungkin cuma perasaan saja. Namun ia tercengang menatap langit memerah murka. Ada apa gerangan? Bahasa kias selalu terbias saat angin berhembus penuh makna. “Coba tanyakan saja pada iblis yang bergoyang”, sahut pepohonan rindang dari balik sudut bebatuan hitam. Sang anak menghampiri iblis di atas pasir putih di dekat sebuah telaga.

Mengapa engkau bergoyang?” tanya sang anak dengan penuh keresahan.

Aku selalu menarikan kepastian jika engkau hendak bersua”

Memerah muka sang anak, lalu ia pun membantah, “Aku kebetulan menyusuri udara musim ini dan tiada urusan denganmu wahai makhluk durhaka.”

Iblis tertawa perlahan menikmati rasa dengki yang menjalar di pelupuk matanya.

Siapa yang durhaka wahai tanah bernyawa? Bahkan aku pun tiada pantas meladeni pikiranmu.

Makhluk jahanam layaknya engkau hanya pantas dipanggang api kebenaran, enyahlah.”

Kenapa aku harus tunduk kepadamu. Bukankah aku lebih pantas masuk surga? Karena iblis hanya sujud kepada Sang Pencipta dan bukannya sujud kepada moyangmu?”

Sang anak tertegun malu memandang iblis. Maka ia pun kembali berlalu sembari mengumpati iblis keparat tersebut. Sampai pada suatu ketika langkahnya terhenti oleh kehadiran iblis yang tiba-tiba menghadang langkahnya.

Mengapa kau menghadangku wahai Iblis? Aku tak sudi bersua kembali denganmu”

Iblis tertawa dan berseru sebelum mengenyahkan diri, “Aku selalu mengikuti arahmu anak adam, dan engkau tak pernah bisa lari”

.........................................................................................

----Jogjakarta--

No comments: